Suryadi mungkin kalau mengingat nama ini kebanyakan teringat pada nama Suryadi mantan Ketua Umum PDI (Partai Demokrasi Indonesia) semasa orde baru. Tapi tidak, Suryadi yang dimaksud oleh penulis disini adalah Suryadi Ketua DPC PDI P Kabupaten Simalungun yang pada pileg 9 April 2014 lalu berhasil maju sebagai wakil rakyat untuk tingkat Kabupaten Simalungun dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan. Beliau sangat phenomenal sekali. Menang tebal di dapil 3 meliputi Kecamatan Bandar, Bosar Maligas,
Hutabayu Raja dan Ujung Padang. Berhasil sukses pada pileg tanpa satu rupiah pun keluar dari kocek beliau untuk mengajak simpatisan dan calon pemilih agar memilihnya pada perhelatan pileg 9 April lalu, sangat, sangat phenomenal sekali,
Suryadi sang phenomenal.
Suryadi lahir di Parbutaran, salah satu desa yang berada di Kecamatan Bosar Maligas, Kabupaten Simalungun. Ibu beliau dulu nya seorang dukun beranak. Dan banyak jasa ibu beliau termasuk penulis sendiri dengan tangan dinginnya membantu persalinan ibu-ibu di desa Parbutaran. Karir politik Suryadi dimulai semenjak Pemilu 1992. Masa-masa kelam beliau bersama PDI sebelum melebur menjadi PDI P sangat getir. Ditengah berkuasa nya partai berlambang pohon beringin di desa Parbutaran karena letak desa Parbutaran yang berada di tengah-tengah
perkebunan kelapa sawit Bukit Lima dan PTPN IV Mayang sangat pahit dalam membesarkan partai bermoncong putih ini.
Pada tahun 1997 Suryadi sebagai Ketua Ranting PDI P Kecamatan Bosar Maligas. Setelah menimba ilmu politik di tingkat Kecamatan Suryadi mulai membuat beberapa gebrakan. Berkat kejeniusan serta intelektual beliau dalam membantu kaum yang lemah serta berusaha meningkatkan taraf hidup masyarakat, Suryadi banyak membantu orang-orang di desa Parbutaran tanpa pamrih. Salah satu gebrakan beliau di tahun 1999 adalah berhasilnya mengajak petani yang tidak punya lahan untuk memanfaatkan lahan tidur yang berada diareal perkebunan Bukit Lima tepatnya di dekat Dusun Sinambela, untuk dijadikan lahan pertanian, bagi penduduk desa Parbutaran yang tidak mempunyai lahan agar diolah. Sampai saat ini nama tempat tersebut dikenal dengan sebutan tanah perjuangan.
Tidak sampai disitu saja, bukan Suryadi namanya kalau tidak banyak membantu masyarakat. Suryadi tetap berupaya untuk terus membantu masyarakat. Salah satu ide brilian beliau adalah dengan meminta izin kepada pengelola perkebunan PTPN IV Mayang agar masyarakat yang tinggal di desa Parbutaran khususnya yang ingin memelihara sapi, karena harga daging sapi yang mahal dan tidak terbeli oleh masyarakat bawah maka beliau menganjurkan agar bagi siapa warga desa Parbutaran yang ingin serta punya niat untuk memelihara sapi silahkan untuk mengangon sapi nya di tengah-tengah kebun sawit yang berada di PTPN IV Mayang. Asal para peternak dan pengangon jangan merusak tanaman sawit yang ada di dalamnya. Saat ini desa Parbutaran yang dulu masyarakatnya jarang punya sapi tetapi berkat pemikiran Suryadi yang niatnya untuk membantu serta mensejahterakan masyarakat, saat ini tiap rumah penduduk rata-rata mempunyai 3 ekor sapi dan bahkan lebih ada yang sampai mempunyai 20 ekor, tergantung keuletan dari masing-masing penduduk dalam memeliharanya.
Dengan bukti kerja nyata yang ditunjukkan oleh Suryadi tanpa pencitraan ataupun tebar pesona semata, masyarakat atau rakyat yang mana yang tidak terketuk hatinya menyarankan agar beliau maju sebagai wakil rakyat. Maka pada pileg 9 April kemarin beliau turut serta maju sebagai caleg PDI P Tingkat Kabupaten Simalungun Dapil 3. Suryadi menang tebal, dan selamat Suryadi terpilih menjadi wakil rakyat untuk tingkat 2 Kabupaten Simalungun periode 2014 s/d 2019 mewakili moncong putih. Beliau terpilih tanpa sepeser pun keluar dari kocek beliau, beliau maju karena memang betul-betul di dukung oleh masyarakat. Suara hati masyarakatlah yang memilih beliau. Sukses selalu kang Suryadi.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Suryadi menang tebal di Dapil 3 Hutabayu Raja"
Post a Comment
Kritik dan Saran yang membangun dari Anda sangat KAMI harapkan.
Silahkan isi KOMENTAR anda yang membangun untuk kemajuan dan koreksi di blog ini.No Sara, No Racism