Kalau melihat apa yang pernah diungkapkan oleh Dirjen Tanaman Pangan Kementan pada tanggal 6 Maret 2013 lalu yang dikutif dari Metronews bahwa "Kementan Targetkan Luas Lahan Kedelai 1 Juta Hektare", sementara kalau dilihat dari apa yang diungkapkan oleh Wamentan tentang naik nya harga kedelai, saat ini kelihatan Dirjen Tanaman Pangan Kementan dan Wamentan tidak saling dukung.
Menurutnya, jika para importir tetap menaikan harga dengan sesukanya akan mengganggu perekonomian nasional. Pasalnya, para perajin tempe dan tahu akan terganggu. “Importir kedelai jangan ambil kesempatan dengan menguatnya dolar terhadap rupiah,” ujar Rusman, di Jakarta, kemarin.
Rusman mengakui, pergerakan rupiah yang melemah berdampak pada kedelai yang merupakan bahan dasar tempe dan tahu. Makanan jenis ini adalah konsumsi masyarakat luas tentu dampaknya tidak baik bagi mereka. Padahal untuk menghasilkan produksi dari dalam negeri tidak memungkinkan.
Alasannya kedelai tidak cocok ditanam di Indonesia.
Itulah penyebab ketergantungan impor kedelai sangat tinggi terhadap kedelai.”Kita terpaksa impor karena produksi rendah akibat ketidakcocokan tanaman kedelai,” jelasnya. Dan satu hal lagi apakah Wamentan tidak melihat apa yang telah diteliti oleh para peneliti dan pemulia tanaman seperti yang terarsip disini.
Alangkah miris para peneliti dan pemulia tanaman yang telah banyak meluangkan waktu untuk meneliti dan memerhati tanaman kedelai agar tanaman kedelai dapat ditanam oleh masyarakat Indonesia sehingga para petani mendapatkan bibit yang cocok sesuai dengan tekstur tanah serta lahan yang akan ditanam di daerah masing-masing. Tidak di dukung oleh pembuat kebijakan yang duduk di departemen pertanian.
Artikel keren lainnya:
Belum ada tanggapan untuk "Dirjen Kementan dan Wamentan tidak saling DUKUNG"
Post a Comment
Kritik dan Saran yang membangun dari Anda sangat KAMI harapkan.
Silahkan isi KOMENTAR anda yang membangun untuk kemajuan dan koreksi di blog ini.No Sara, No Racism