Faktor kunci untuk itu ialah peningkatan dan perluasan kapasitas produksi melalui renovasi, penumbuh-kembangan dan restrukturisasi
agribisnis, kelembagaan maupun infrastruktur penunjang. Peningkatan dan perluasan kapasitas produksi diwujudkan melalui investasi bisnis maupun investasi infrastruktur. Pada intinya, investasi adalah modal yang digunakan untuk meningkatkan atau memfasilitasi peningkatan kapasitas produksi.
Sasaran jangka panjang pembangunan sektor pertanian, antara lain :
- terwujudnya sistem pertanian industrial yang berdaya saing,
- mantapnya ketahanan pangan secara mandiri,
- terciptanya kesempatan kerja penuh bagi masyarakat pertanian, dan
- terhapusnya masyarakat pertanian dari kemiskinan dan tercapainya pendapatan petani US$ 2.500 per kapita per tahun.
Untuk mewujudkan sasaran tersebut, garis-garis besar kebijakan yang akan dilakukan, antara lain :
- membangun basis bagi partisipasi petani,
- meningkatkan potensi basis produksi dan skala usaha pertanian,
- mewujudkan pemenuhan kebutuhan sumberdaya insani pertanian yang berkualitas,
- mewujudkan pemenuhan kebutuhan infrastruktur pertanian,
- mewujudkan sistem pembiayaan pertanian tepat guna,
- mewujudkan sistem inovasi pertanian,
- penyediaan sistem insentif dan perlindungan bagi petani,
- mewujudkan sistem usahatani bernilai tinggi melalui intensifikasi-diversifikasi dan pewilayahan pengembangan komoditas unggulan,
- mewujudkan agroindustri berbasis pertanian domestik di pedesaan,
- mewujudkan sistem rantai pasok terpadu berbasis kelembagaan pertanian yang kokoh,
- menerapkan praktek pertanian dan manufaktur yang baik, dan
- mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih, dan berpihak kepada petani dan pertanian.
Indonesia masih mempunyai potensi sumberdaya lahan untuk pertanian yang cukup luas, yaitu sekitar 100,8 juta hektar, yang terdiri dari 24,5 juta hektar untuk lahan basah (sawah) (tersisa 16,7 juta hektar) dan 76,3 juta hektar untuk lahan kering (tersisa 22 juta hektar). Untuk keperluan pengembangan dalam jangka pendek, di Indonesia masih ada sekitar 1,08 juta hektar lahan tidur (lahan alang-alang) yang tersebar di 13 provinsi. Agar pemanfaatan potensi lahan yang tersedia tersebut dapat optimal, perlu didukung oleh sistem mekanisasi pertanian yang baik. Implementasi mekanisasi pertanian di Indonesia selama ini relatif lamban, yang disebabkan antara lain :
(a) skala kepemilikan lahan yang relatif kecil,
(b) relatif rendahnya insentif harga produk pertanian olahan, dan
(c) melimpahnya tenaga kerja di sektor pertanian, sehingga penerapan teknologi mekanisasi pertanian seringkali mendapat tentangan dari masyarakat.
Peluang pengembangan mekanisasi pertanian di Indonesia masih terbuka sangat lebar. Hasil identifikasi menunjukkan bahwa di subsektor tanaman pangan, khususnya padi, dari alur aktivitas kegiatan usahatani padi mulai dari pengolahan lahan hingga penggilingan, hanya ada dua kegiatan yang penerapan mekanisasinya sudah mencapai 100 persen, yaitu pengendalian hama-penyakit dan penggilingan padi, sementara untuk kegiatan yang lainnya masih relatif rendah, bahkan untuk kegiatan tanam, penyiangan dan panen 100 persen masih menggunakan alat tradisional. Untuk sub sektor perkebunan, ketersediaan alsin pengolahan juga masih relatif rendah, sehingga hanya mampu menyerap bahan baku sekitar 10-30 persen, kecuali untuk komoditi kelapa sawit, ketersediaan alsin pengolahannya sudah mampu menyerap sekitar 90 persen bahan baku yang ada. Hal yang sama juga terjadi di sub sektor peternakan dan tanaman hortikultura.
Dari hasil identifikasi dengan menggunakan metode “
pohon industri”, menunjukkan bahwa prospek bisnis 17 komoditas unggulan sangat cerah untuk dikembangkan di Indonesia. Investasi yang dibutuhkan untuk mengembangkan ke 17 komoditas unggulan tersebut selama 5 tahun (2005-2010) mencapai Rp. 145,7 trilyun. Sementara itu, kebutuhan investasi selama periode yang sama untuk sektor pertanian secara keseluruhan mencapai Rp. 183,1 trilyun.
Belum ada tanggapan untuk "Sektor Pertanian Kelapa Sawit"
Post a Comment
Kritik dan Saran yang membangun dari Anda sangat KAMI harapkan.
Silahkan isi KOMENTAR anda yang membangun untuk kemajuan dan koreksi di blog ini.No Sara, No Racism