Monday, November 10, 2014

Harga minyak sawit Indonesia diprediksi akan naik kembali

Setelah mengalami tekanan terus-menerus sejak awal tahun ini, harga minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO) diprediksi akan kembali naik pada akhir tahun ini hingga tahun depan. Wajah murung tampak jelas dari sebagian pengusaha perkebunan sawit di Indonesia.

"Memang tahun ini harga menurun tetapi pada akhir tahun ini diperkirakan akan menaik. Kami lihat dalam 1 bulan terakhir dari September-Oktober harga mulai merangkak naik," ujar Ketua Bidang Otonomi Daerah Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (GAPKI) Susanto di Jakarta seperti ditulis Minggu (9/11/2014).

Dia memperkirakan hingga akhir tahun ini, harga CPO akan berkisar pada RM (Ringgit Malaysia) 2.300 hingga RM 2.350 per ton. Lalu pada kuartal I 2015 kemungkinan besar harga CPO bisa mencapai RM 2.500 per ton.

Salah satu penyebab kenaikan harga CPO adalah pengaruh dari  kondisi iklim terutama El Nino (meningkatnya suhu dipermukaan) yang sudah terjadi sejak dari bulan Agustus-Oktober dimana masih terasa musim kering sehingga menyebabkan kematangan buah sawit semakin cepat. Mudah-mudah minyak sawit Indonesia semakin naik harga nya sehingga dapat meningkatkan taraf hidup petani sawit.

Harga minyak sawit Indonesia diprediksi akan naik kembali

"Biasanya September ke Januari sudah masuk panen puncak. Tapi saat ini sudah November posisi produksi masih flat dan di Malaysia stoknya juga mengalami penurunan. Ini salah satu hal yang mendorong harga naik," jelasnya.

Meski demikian, ada faktor lain yang juga harus diperhatikan yaitu perkembangan harga minyak dunia dimana saat ini minyak dunia dalam posisi yang rendah yaitu sekitar US$ 80 per barel. Hal ini tentu akan mempengaruhi hanya minyak nabati seperti CPO. (baca: Ada apa dengan kelapa sawit Indonesia)

Selain itu, juga soal produksi soybean atau kedelai sebagai bahan baku minyak kedelai. Jika produksi soybean di Amerika Serikat (AS) cukup bagus, maka kemungkinan harga CPO untuk merangkak naik akan sedikit sulit.

"Tetapi kalau terjadi anomali cuaca di AS dan Amerika Selatan dan produksi soybean tidak seperti yang diharapkan, maka tentunya harga bisa tembus ke harga RM 2.500," kata dia.

Meski demikian, Susanto tetap optimis untuk jangka panjang potensi kenaikan harga CPO masih ada karena melihat tren positif dari pertumbuhan permintaan tiap tahunnya.

"Diperkirakan pada 2016-2017 mungkin harga akan bisa stabil diatas RM 2.500 dengan kondisi pertumbuhan penanaman sawit juga sudah mulai stagnan sehingga produksi tidak bisa menanjak secara signifikan," tandasnya. Dikutif dari berbagai sumber.

Artikel terpopuler.
1. KEK Seimangkei.
2. KEK Seimangkei bermanfaat bagi SUMUT.
3. Standart Mutu Minyak Sawit Indonesia.
4. Pemeliharaan kelapa sawit.
5. Manfaat kelapa sawit.

No comments:

Post a Comment

Kritik dan Saran yang membangun dari Anda sangat KAMI harapkan.

Silahkan isi KOMENTAR anda yang membangun untuk kemajuan dan koreksi di blog ini.No Sara, No Racism